Kehadiran Mira di rumah sudah menjadi bagian yang
dirasakan tidak hanya olehku saja. Semua anggota keluarga senang dengan
kehadirannya. Tidak hanya saat sekolah saja Mira mau ke rumah, saat weekend pun dia akan berusaha
menyempatkan diri main bersamaku. Itulah sebabnya aku merasa dia bagaikan
saudaraku sendiri.
Ujian semester tak terasa sudah dilalui dan
menjelang liburan selama 2 minggu, Mira sudah menyiapkan diri untuk segera
berangkat ke Solo sesuai rencana sebelumnya.
Awalnya aku ingin ikut menemani,
tetapi Mama melarangku dengan alasan, Mira mempunyai urusan yang sangat penting
bersama orang tuanya. Dengan terpaksa aku pun mengalah.
Tiket kereta api sudah di pesan jauh hari oleh
Bang Asrul dan hari ini aku akan mengantarkan Mira hingga stasiun Gambir. Waktu
keberangkatan kereta adalah jam 08:00 dan aku berencana berangkat ke stasiun sekitar
jam 06:00. Malam hari sebelum keberangkatan Mira, sengaja aku mampir ke rumah
Bang Asrul untuk memastikan kesiapannya.
“Sudah siapkah semuanya Mir?” tanyaku saat melihat
Mira terduduk di kasurnya sambil mengamati tas dan koper yang akan dibawanya.
Mira menganggukkan kepalanya sambil mengambil handphone
yang ada di sebelahnya.
“Bacalah pesan yang Ibuku sampaikan,” pinta Mira
sambil memberikan handphonenya.
Segera handphonenya ku ambil dan pesan itu pun ku
baca. Pesan itu tertulis :
Mira, Ibu berharap kamu bisa membantu Ibu menjaga
ayah di rumah. Ibu was-was dengan kondisi ayah. Abangmu tidak bisa berlama-lama
jika pulang, jadi Ibu hanya bisa berharap padamu.
Iya Bu, Mira mengerti dan akan segera pulang.
Menjadi pahamlah aku akan perasaan Mira saat ini.
“Bang Asrul bagaiamana?” tanyaku ingin tahu.
“Kata Bang Asrul, aku harus memastikan kondisi
ayah dan sebaiknya menjaga ayah sampai semuanya membaik,” jawab Mira.
Ku usap lembut punggung Mira dengan harapan dia
bisa kuat menghadapi semua yang dialaminya saat ini.
“Nina, bagaimana jika nantinya aku tidak kembali
ke Jakarta lagi,” tanya Mira dengan pandangan ke arahku.
“Kenapa kamu berpikir begitu?” aku pun balik
bertanya.
“Entahlah, mungkin aku merasa khawatir saja.
Kuliahku juga masih semester 3, kalaupun tidak lanjut mungkin sebenarnya tidak
masalah,” jawab Mira dengan nada putus asa.
“Sudahlah Mir, berpikir positif saja, jangan
membuat pikiranmu jadi lebih ruwet dan kacau,” bujukku.
Malam sudah mulai larut dan akupun segera pamit.
Sebelum pulang, ku ingatkan agar Mira segera istirahat saja agar esok tidak
tertinggal kereta api.
*Next episode 4 *
Tidak ada komentar:
Silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve komentar kamu.
Terima kasih atas pesan yang disampaikan