Kematian, Bagaikan Tamu Yang Datang Tiba-Tiba
Kematian adalah sebuah kepastian (Gambar by Canva) |
Kematian sering datang tiba-tiba. Betapa banyak orang yang
meninggal yang bisa jadi tidak terbetik sama sekali -meski 1%- dalam
benaknya kemungkinan bahwa ia akan meninggal ....
benaknya kemungkinan bahwa ia akan meninggal ....
Ya Allah anugerahkanlah kepada kami husnul khatimah ....
~ Ustadz Dr.Firanda Andirja, M.A. ~
Kehadiran tamu, terkadang ada yang memberi kabar tapi ada juga yang kehadirannya tiba-tiba. Bagaimana menghadapinya? Sambutan apa yang layak diberikan?
Selayaknya tamu yang datang berkunjung, akan
memberikan kebahagian. Namun, bagaimana bila tamu yang datang adalah sosok yang
tidak kita duga kehadirannya? Siapakah dia? Tamu itu adalah Malaikat Izroil,
malaikat pencabut nyawa.
Saat
Kematian Datang
Allah SWT sudah memberikan ketetapan untuk rezeki,
umur dan jodoh pada semua makhluknya. Tidak ada satupun makhluk Allah yang
sanggup menghindari ketetapan-Nya tersebut. Allah SWT sudah menentukan segala sesuatunya
dengan tepat. Tak ada satupun yang dapat dilewatkan atau dipungkiri.
Harapan setiap insan, kematian datang disaat
kondisi sudah benar-benar siap dengan semua amal sholehnya tapi, tidak ada
manusia yang sempurna. Manusia seringkali lalai. Lalai dengan apa yang sedang
dinikmatinya, seperti waktu, harta, kedudukan, nikmatnya dunia, dll. Inilah
ujian bagi insan manusia.
Sudah
Siapkah Kita Menghadapinya Kematian
Imam al-Ghazali pernah bertanya kepada murid-murid
beliau tentang apa yang paling dekat dengan kita dalam kehidupan ini. Di antara
murid-murid beliau ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya. Imam
al-Ghazali kemudian menjelaskan bahwa yang paling dekat dengan kita adalah
“Mati”, karena mati itu Janji Allah yang pasti akan menimpa semua insan
bernyawa.
Sungguh kematian sangatlah dekat. Ada yang sedang
duduk terpaku tak dinyana nyawa telah kembali pada Sang Penentu. Ada yang
sedang bersuka ria tak tahunya saat itulah akhir hayat manusia. Dan ada yang
sedang khusyu' untuk shalat ternyata diri sudah di akhir hayat.
Kisah
Abdullah Ibn Rawahah ra
Ketika Abdullah ibn Rawahah ra, ditugaskan
Rasulullah untuk bersiap menjadi panglima pengganti jika Zayd ibn Haritsah ra
dan Ja'far ibn Abi Thalib (ra) gugur, ia kemudian menangis. Ketika ditanya
mengapa ia menangis, ia mengatakan "bukan karena cinta dunia" dan
bukan juga karena "rindu kepada kalian (keluarga)" tetapi aku tidak
tahu pasti bagaimana keadaanku setelah menjumpai (kematian).
Kemudian Abdullah ibn Rawahah menceritakan bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam pernah menangis (juga) ketika membaca
ayat Allah Ta'ala:
“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang
tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang
sudah ditetapkan.” (QS. Surah Maryam:
71)
Kematian adalah sebuah kepastian. Kepastian yang
tidak dapat dihindari. Usia berapa dan kapan akan datangnya tamu ini, tak ada
yang bisa memastikan. Semua atas kehendak Yang Maha Kuasa, Allah SWT.
Begitu tak pasti dan begitu dekatnya kematian,
membuat kita harus selalu bersiap diri. Terus berusaha menjaga amalan kebaikan
yang sudah kita lakukan dan terus menjaganya, istiqomah. Harapan kita semua
adalah dapat kembali kepada-Nya dengan husnul khotimah.
Namun, apa yang harus kita lakukan jikalau
keimanan kita menurun? Inilah fungsinya teman yang baik, komunitas islami
(pengajian, grup kajian), buku pengingat diri, dll, yang bisa membantu kita
untuk segera kembali di saat kita terlena dan rasa malas itu datang. Saling
mengingatkan dan mau diingatkan.
"Demi masa.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran." (QS. Al 'Ash :1-3)
Wallahu 'alam
Sumber : manis.id
Bahan renunhan yang bagus untuk perbaiki diri 😍👍
BalasHapusAamiin. Saling mengingatkan Mbak.
HapusTerimakasih sudah mengingatkan ttg mati...
BalasHapusTerima kasih juga sudah berkunjung Mbak.
Hapus