Mampukah Kita Amanah Saat Berhutang
Meminjam uang. (Sumber : Pixabay) |
Hi ... Apa kabar hari ini?
Waktu lalu saya sempat ikut kajian Dhuha dan
ustadnya membahas mengenai hutang. Ya, pinjaman uang yang membahagiakan saat menerima,
tetapi memberatkan saat ingin membayarnya. Pernahkah mengalami berhutang?
Bagaimana rasanya?
Kalau berdasarkan dari pengalaman saya yang berhutang,
rasanya saat pinjam kita sangat berharap orang bisa segera membantu, tetapi
saat ingin membayar, berat rasanya. Karena uang yang terkumpul, harus diberikan
pada orang lain, uuh rasanya berasa banget, tetapi itulah hutang. Meskipun
berat, tetap harus di bayarkan, tanpa terkecuali. Bahkan untuk mayit yang baru
saja meninggal, akan di pertanyakan memiliki hutang dengan siapa sajakah agar
ahli waris dapat segera membayarnya.
Niat
berhutang
Saat kita dalam kondisi mendesak sedangkan
keuangan menipis, maka hal yang kita ambil adalah meminjam uang pada saudara,
teman, kerabat, atau bahkan pada pihak penyedia pinjaman tertentu. Hal ini
tentu tidak dapat dihindari.
Saat kondisi ini yang ada dalam benak pikiran
hanya segera memiliki uang cash agar masalah yang dihadapi bisa segera
terselesaikan. Hingga kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan apa
yang diinginkan dan niat yang ada adalah nantinya akan segera membayar.
Kesepakatan saat berhutang. (Sumber : Pixabay) |
Segerakan
membayar hutang
Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi yang berhutang
agar segera melunasi hutangnya. Beberapa hadist membahas lengkap mengenai
keutamaan ini, yaitu :
1. Akan memberatkan di akhirat kelak.
“Barangsiapa yang mati dalam
keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut
akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di
akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah)
2. Jiwanya masih menggantung hingga hutangnya terlunasi.
2. Jiwanya masih menggantung hingga hutangnya terlunasi.
“Jiwa seorang mukmin masih
bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi)
3. Mendapatkan status mencuri, jika
dalam berhutang memiliki niat tidak ingin mengembalikan hutangnya.
“Siapa saja yang berhutang
lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari
kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah)
Hikmah
Berhutang
Tujuan berhutang adalah mengatasi kondisi keuangan
yang sedang sulit dan berniat untuk segera melunasinya. Namun, manusia penuh
kekhilafan. Ada yang berusaha membayarnya, meskipun dengan cara dicicil. Ada
yang menundanya hingga waktu tertentu bahkan ada yang memang berniat tidak mau
membayar.
Bayarlah hutang sesuai waktu yang ditentukan. (Sumber : Pixabay) |
Saat hendak berhutang, kita mengganggap bahwa
orang yang mau meminjamkan adalah dewa. Ya, dia begitu di hormati dan di puji.
Namun, saat diminta untuk membayar, yang berhutang justru sulit ditemui, chat
tidak dibalas hingga saat di teleponpun tidak dijawab. Lalu salahkan jika yang
memberikan pinjaman menagih?
Tentunya tidak salah, karena itu merupakan hak
yang meminjamkan. Sebagai peminjam atau berhutang, hendaknya pun dapat menyadari
kewajibannya dan janganlah marah atau mencaci jika diminta untuk membayar.
Banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita, yaitu pihak yang berhutang marah
besar, bahkan memutuskan tali persaudaraan. Maka inilah ujian bagi yang
meminjamkan hutang.
Membayar hutang merupakan kewajiban yang harus
disegerakan. Ya, saat berhutang hendaknya dapat segera di lunasi. Kenapa?
Karena kita tidak mengetahui kapan akan datang malaikat Izrail. Tunaikan janji
untuk menyegerakan dan tidak menundanya akan jauh lebih baik. Kalaupun memang
belum bisa melunasi, maka sampaikan kendalanya pada yang meminjamkan dan minta
tambahan waktu untuk melunasi. Bukan dengan terus menghindari kewajibannya.
Untuk yang meminjamkan hutang, bersabarlah. Bila yang
berhutang dalam waktu tentukan belum terbayar juga, maka tegurlah. Namun, bila
saat di tegur, tetap tidak bisa melunasinya maka berikan tenggang waktu yang
sesuai dan jika sampai batas waktu belum terbayar juga, maka mintalah
kesepakatan yang baik dengan yang berhutang agar kedua belah pihak tidak saling
memberatkan.
Kesimpulan
Meminjam uang bukan merupakan hal terlarang,
tetapi sebagai pihak yang berhutang, hendaknya kita juga dapat bersikap amanah.
Ya, mampu menyegerakan pembayarannya hingga lunas. Bukan dengan menundanya,
menghindari atau bahkan melupakannya.
“Sesungguhnya yang paling di
antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari)
Lakukan usaha semaksimal mungkin dan niatkan untuk segera melunasi
hutang tersebut, agar nantinya mendapatkan kemudahan. Niat dan perjuangan yang
dilakukan, Insya Allah akan
membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Semoga bermanfaat.
Referensi :
* rumaysho.com
Hiks..bener bgt mba, saat datang meminjam mereka pasang tampang memelas, giliran ditagih bayar kita yang pasang tampang memelas..duh, semoga yg masih mempunyai hutang diberi kemudahan utk membayarkan hutangnya..amin
BalasHapusAamiin. Sedih ya kalau seperti itu.
HapusSuka sama kesimpulannya ❤️
BalasHapusTerima kasih Kak.
HapusPaling takut mbak berhutang sebisa mungkin menjauhi nya kecuali sangat terpaksa
BalasHapusSetuju banget dan berusaha secepatnya kita membayar, tanpa harus di tagih.
HapusSemoga bisa hidup dengan indah tanpa berutang.
BalasHapusAamiin.
Hapus