DiBalik Kebahagian Dunia Anak
Kebahagian seorang anak (Foto : Pixabay) |
Bismillah.
Bunda
bagaimana kabar anak-anak hari ini?
Membahas
dunia anak tentu tidak akan ada habisnya. Dunia yang penuh keceriaan dan
kebahagiaan. Penuh sukaria, tetapi apakah semua anak merasakan kondisi yang
sama? Harapan semua ibu, anak bisa merasakan masa anak-anaknya sesuai dengan
kondisi yang sewajarnya, tetapi bila kita melihat kondisi yang terjadi di luar
sana, tentu sangat menyedihkan. Hal inilah yang membuat saya ingin sedikit
berbagi.
Dinamika kehidupan
Anak
merupakan amanah bagi setiap orang tuanya dan anak tidak pernah meminta pada
keluarga mana dia ingin dilahirkan. Orang tua pulalah yang menentukan akan
bagaimana anaknya di bentuk. Karena pondasi awal anak adalah orang tuanya
sehingga dikatakan anak adalah cerminan orang tua. Memang tidak sepenuhnya
seperti itu, tetapi itu yang terjadi di masyarakat sekeliling kita.
Kehidupan
penuh dengan berbagai polemik yang membuat terjadinya banyak perubahan pada
diri pribadi juga selaku orang tua. Sikap yang kokohlah yang akan membuat diri
tidak terpengaruh akan perubahan tersebut, atau kalaupun mengalami perubahan,
tetap masih dalam batas normal, tidak berlebihan dan tidak melanggar norma yang
ada.
Dunia anak penuh kebahagiaan
Anak adalah amanah yang Allah SWT berikan (Foto : Pixabay) |
Anak
adalah generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan kasih sayang dengan
sepenuh hati dari ke dua orang tuanya. Limpahan kasih sayang yang membuatnya
terus tumbuh sehat dan membahagiakan. Seperti masa yang sudah pernah lewati dan
terus dirasakan hingga saat ini. Masa dimana bisa bermain dengan banyak teman. Mencoba
mencari tahu apa yang ada di sekeliling yang membuat penasaran.
Tertawa ceria, berlari ke sana ke mari,
mengejar teman, bermain lompatan, ayunan, merangkai puzzle bersama dan bermain
lainnya yang menyenangkan. Masa anak juga penuh dengan imajinasi dan
eksplorasi, sehingga anak-anak berani melakukan hal yang diinginkan tanpa ada
rasa takut salah. Inilah yang membuat mereka tumbuh pintar dan cerdik.
Kesedihan dan kemirisan pada
dunia anak
Dibalik
semua kebahagian yang dirasakan anak-anak, ada sebagian anak yang justru
mengalami kondisi sebaiknya. Ya, kesedihan. Sedih karena tidak bisa merasakan
kebahagian bersama keluarga, sekolah bersama teman atau merasakan bermain
bersama. Ini yang terjadi di sebagian anak di luar sana. Mereka harus membantu
orang tua mencukupi kehidupan sehari-hari. Padahal dari segi usia masih sangat
kecil.
Lalu
apa yang bisa mereka lakukan? Hanya menerima, tanpa bisa menentang. Mungkin
didasar hati mereka, ingin dan berharap bisa segera terlepas dari kondisi pahit
yang dialaminya, tetapi mereka tidak tahu bagaimana caranya. Sedih.
Pernah
suatu hari saya bertemu dengan seorang
anak di atas jembatan penyebrangan. Anak usia 12 tahun, seorang diri dan
terdiam. Pakaian lusuh membalut kulitnya yang terlihat kusam dan kotor. Ini
sudah kesekian kalinya saya bertemu dan biasanya saya hanya melewatinya begitu
saja, tetapi kali ini saya menyiapkan makanan untuknya. Ya, memang sengaja
disiapkan. Sudah saya niatkan untuk berbagi dengannya. Dari sekian orang yang
melewatinya, kebanyakan hanya memandang semu semata. Sama sekali tidak ada
respons saat melihatnya, seperti menjadi hal yang biasa.
Sampai
di depannya saya letakkan plastik makanan itu dan saya sampaikan “jangan lupa
dimakan ya.” Dia menatap sejenak dan
mengucapkan terima kasih. Tatapan yang membuat saya meleleh. Terharu.
Andaikan
kita semua bisa berbagi dengan sesama, bisa jadi tidak akan ada ketimpangan
yang menonjol. Meskipun dari segi fisik mereka terlihat miris, tetapi mereka
juga mempunyai hati nurani. Mereka ingin bisa diperlakukan yang sama. Mereka
juga insan Tuhan, sama hal nya seperti kita.
Indahnya berbagi
Kenikmatan
berbagi tidak dapat diungkapkan dengan uraikan kata, karena hanya hati yang
mampu bicara. Kebahagiaan. Ya, itu yang paling dirasakan. Allah SWT memberikan
semua kenikmatan yang sama pada setiap hamba-Nya, tanpa membedakan. Kesehatan,
kesempurnaan fisik, dapat bernafas dan kenikmatan lainnya.
Harta
yang kita miliki merupakan sebuah titipan yang selayaknya dapat digunakan
sebaik mungkin, salah satunya dengan berbagi. Sedakah tidak akan membuat harta
kita berkurang, tetapi sebaliknya, akan bertambah dan terus bertambah. Insya
Allah.
Pengingat
diri agar dapat terus lebih baik lagi.
Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Silahkan tinggalkan pesan dan tunggu saya approve komentar kamu.
Terima kasih atas pesan yang disampaikan